Kamis, 01 November 2007

Pengrajin Wayang Orang dari Desa Sukamukti

Salah satu kebudayan yang menjadi cirri khas orang Jawa Barat adalah kebudayaan Wayang Golek, Salah satu dalang ternama asal Bandung ki Dalang Asep Sunandar Sunarya yang mempunyai group lingkung seni Giri Harja II pun sudah melambung tinggi sampai ke tingkat International. Menelusuri salah satu sudut yang ada di balik perdalangan yang sudah banyak dikenal oleh banyak orang, ternyata ada salah satu yang sebenarnya masih bisa di kebangkan sebagai potensi lain dan bisa mengihidupkan perekonomian masyarakat selain factor pementasan kesenian atau pagelar budaya pedalangan tersebut. Faktor tersebut adalah pembuatan wayang golek yang kita sebut pengrajin wayang golek.
Wayang dilihat dasar pembuatan terbagi menjadi dua yaitu pertama wayang kulit yang bahan dasarnya dari kulit, dan jenis wayang ini terkenal di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan yang ke dua adalah wayang yang bahan dasarnya terbuat dari kayu disebuat Wayang Golek. Jenis wayang ini terkenal di daerah Jawa Barat. Wayang golek sendiri berdasarkan bentuk terdiri dari 3 jenis yaitu yang pertama adalah wayang klasik. Berbentuk seperti orang tapi factor ukiran serta bentuk wajah tidak membentuk seperti aslinya, dalam hal ini hanya mengunakan permainan warna cat untuk mebedakannya, jenis wayang ini biasa di gunakan dalam cerita dari hindia seperti Maha Barata dan Ramayana. Jenis wayang golek yang ke dua adalah wayang orang, jenis wayang ini adalah bentuk penyempurnaan dari wayang klasik, berbentuk lebih menyerupai orang, dengan berbagai lekuk atau raut muka yang menyerupai manusia dengan berbagai ukirannya yang khas dan menonjol. Jenis wayang ini biasa di pergunakan dalam cerita Maha Barata dan Ramayana. Jenis wayang ke tiga adalah jenis wayang cepak, jenis wayang ini hampir sama dengan wayang klasik hanya perbedaanya dari tokoh yang di perankannya kalau pada wayang cepak ini tokoh yang di buatnya adalah kisah para wali atau tokoh-tokoh pada kerajaan Sunda.

1. Diantara potensi desa.
Untuk menelusuri dari mana wayang-wayang tersebut di buat kita kunjungi salah satu sudut desa yang berada di desa Sukamukti Kec. Katapang kab. Bandung, yang berpenduduk sekitar ……. Orang dari data sensus tahun 2006, dengan luas desa terhampar sebesar…… ha. Kehidupan perekonomian penduduknya meliputi pertanian … %, perdagangan …. %, buruh industri ….. %, Pegawai negeri ….. % dan para pengrajin…… %. Salah satu sector potensi desa yang dapat menopang perekonomian desa Sukamukti adalah sector kerajinan yang salah satunya adalah kerajinan Wayang Orang. Kerajina wayang orang ini adalah kerajina yang di konsumsi oleh para seniman atau lingkung seni wayang golek.
Di desa Sukamukti ini kesenian perwayangan memang cukup menonjol di banding dengan desa-desa lain yang ada di kec. Katapang. Hal ini terbukti dengan munculnya lingkung seni-lingkung seni pewayangan diantaranya lingkung seni wayang Pusaka, Lingkung seni Wayang Jinawi 1 dan lingkung seni Wayang Jinawi 2, yang kesemuanya berada di wilayah desa Sukamukti kec. Katapang. Bermunculannya lingkung seni-lingkung seni pewayangan tersebut membuat salah seorang warga Desa Sukamukti berinisiatif untuk mengeluti kerajinan wayang tersebut, yang akhirya propesi pembuatan wayang tersebut menjadi propesi untuk mengais rejeki dalam menafkahi keluarganya.
Kang Suhendar 29 tahun, dengan seorang istri yang sudah melahirkan 1 orang anak yang sekarang sudah duduk di kelas 3 SDN Sukamukti, mengaku telah menekuni kerajina tersebut dari sejak kelas 5 SD. “ Awalnya saya merasa suka dan senang terhadap cerita-cerita pewayangan, dengan iseng saya mencoba membuat wayang-wayang tersebut, tapi karena pada saat itu tidak mempunyai tempat bertanya, keinginan saya itu sedikit terhambat, baru sekitar tahun 1996 saya belajar di Ciparay pada Bapak Uus dan Bapak Usid, dan dari situlah saya mulai bisa dan mulai menekuni propesi kerajinan wayang ini, sampai saya yakin bahwa propesi sebagai pengrajin wayang ini bisa di jadikan sutu propesi yang bisa menghidupi keluarga saya”
Diakui oleh Bapak Ahmad Khobir selaku kepala desa di desa Sukamukti bahwa keberadaan lingkung seni pewayangan dan hadirnya pengrajin wayang tersebut sedikit besarnya mengharumkan nama daerahnya, baik tingkat Daerah maupun tingkat Nasional “Terus terang saja dengan adanya lingkung seni dan munculnya pengrajin wayang ini bagi kita sebagai pemerintah, merasa bangga karena selain menghidupkan sector ekonomi masyarakat desa, juga mampu mengangkat nama desa atau nama daerah kita ke tingkat yang lebih tinggi, kita pemerintah desa pun akan selalu mengoptimalkan potensi tersebut sebagai sebuah asset yang dapat mengangkat seni budaya sekaligus perekonomian masyarakat desa ini”
Kepada desa Sukamukti pun mengemukakan, setidaknya masyarakat desa Sukamukti bisa lebih kretif, lebih inovatif dalam menyongsong hari depan yang lebih cerah. Diharapkan dengan muncul dan bertambah majunya pengrajin-pengrajin wayang ini akan mengurangi angka pengangguran di desa Sukamukti, sehingga sector ekonomi bisa lebih hidup dan tingkat kesejahteraan, pengetahun, angkat sekolah pun akan lebih meningkat.

2. Membuat Wayang Tidak Sembarangan
Dalam proses pembelajaran pembuatan wayang tersebut Kang Suhendar yang mengaku telah telah membuat wayang-wayang yang dimainkan oleh dalang kondang Asep Sunandar Sunarya dari Giri Harja 2 itu, ada beberapa tahapan, yaitu yang di pelajari pertama adalah tahapan ukir (ngukir), tahap ini adalah tahapan yang termudah dari proses pembuatan wayang orang, tahapan ukir ini adalah tahapan dimana pengukiran terutama pada kepala wayang. Tahap kedua dalam pembelajaran pembuatan kerajina wayang ini adalah belajar membuat muka wayang, pelajaran pembuatan muka ini tergolong lebih sulit dari pada proses ngukir, karena disamping kita harus tahu wajah di tokoh pewayangan, kita pun harus tahu karakter wayang yang sedang kita buat. Tahapan ke tiga dalam pembelajaran pembuatan kerajina wayang tersebut adalah tahapan “ngabalakan” artinya proses awal dimana wayang yang berasal dari kayu gondongan yang di potong-potong, kemudian di belang dan di bentuk sehingga dimensinya akan mendekati terhadap hasil jadinya, tahapan ini menjadi tahapan yang paling rumit karena disamping tahu wajah, karakter juga kita harus mempunyi filling yang kuat agar pada proses selanjutnya tidak gagal atau menghasilkan wayang yang baik.
Pembuatan wayang yang dilakukan kang Suhendar sekarang ini hanya sebatas membentuk kepala wayangnya saja, selama tiga hari kang Suhendar bisa membuat kepala wayang sebanyak 2 buah. Harga satu kepala wayang di hargai rata-rata Rp 75.000,-. Dan satu bulan pak suhendar bisa mendapat keuntungan dari pembuatan wayang tersebut sebesar Rp 1,2 juta sampai Rp 1,5 juta dari modal Rp 300.000,-. Dari uang itulah Kang Suhendar bisa menghidupi keluarganya dan menyekolahkan putranya.
Proses pembuatan wayang orang ini memang tidak sembaranga, makanya pengrajin wayang orang yang khusus melayani pesanan para Dalang tersebut terbilang langka, di daerah Bandung saja masih bisa terbilang dengan jari tangan. Artinya pembuatan wayang orang untuk di pakai dan dimainkan oleh para Dalang memang tidak sembarangan, makanya harganya pun cukup tinggi kalau dibanding dengan wayang-wayang yang dibuat hanya untuk hiasan saja. “ Ada beberapa tokoh wayang yang pada saat pembuatannya itu harus dilakukan acara ritual, misalnya pembuatna tokoh wayang Arimba, bisanya sebelum proses pembuatan wayang tersebut terlebih dahulu harus dilakukan acara pemotongan anyam dan sesaji, terus pembuatan tokoh pewayangan Semar, pada saat pembuatan kita harus melakukan puasa. Jika acara ritual itu tidak di lakukan makan hasilnya tidak akan terpakai oleh Dalang yang akan memainkannya, percaya atau tidak dan itu kenyataanya”

3. Melayani Pesana Para Dalang
Produksi wayang yang dihasilkan oleh Kang Suhendar adalah wayang-wayang yang secara khusus di peruntukan untuk dimainkan oleh para Dalang. “Sampai saat ini saya hanya melayani pesana wayang yang di pesan oleh para dalang, sebenarnya banyak yang datang ke tempat saya, dan memesan wayang –wayang untuk di perjual belikan atau untuk supenir, tapi sampai saat ini belum bisa terpenuhi, ya alasannya pertama modalnya harus besar, pekerjanya harus lebih dari dua atau tiga orang. Makanya saya hanya khusus melayani pesana-pesana dari dalang saja, walaupun rada sedikit rumit tapi modalnya relative kecil tapi hasilnya lumayan bisa untuk keperluan keluarga dan sedikit menabung”
Dia mengaku sampai saat ini dia tidak kesulitan dalam meraih pesanan, karena memang namanya sudah mulai dikenal oleh para Dalang yang ada di Jawa Barat. Pemesan wayang-wayang tersebut bisa dilakukan sesuai keperluan ataupun satu set komplit wayang sekitar 200 buah wayang dari mulai golongan buta, dewa, satria, resi, ponggawa, putri sampai gendul. Pemesanan dilakukan biasanya via telephon atau sms yang kemudian di susul dengan kesepakan yang biasanya dengan cara mebayar uang muka sebesar 50 % dari jumlah pesanan, dan 50 % lagi setelah wayang wayang tersebut selesai di kerjakan. “Kalau pesana itu seudah disepakati besama, maka kita buat kontraknya dan kesepakatan, karena memang kalau pemesanannya banyak misalnya saja satu set wayang komplit, waktunya cukup lama dari mulai pengadaan bahan sampai finising bisa mencapai 3 bulanan dengan jumlah yang mengerjakan 3 orang”
Pelayanan yang dilakukan oleh Kang Suhendar serta hasil produksi wayangnya memang diakui oleh para Dalang cukup memuaskan Bapak Asep Kamawijaya selaku pimpinan lingkung seni wayang Pusaka dan sekaligus sebagai Dalang yang memakai wayang produk Kang Suhendar mengatakan bahwa hasil wayangnya memang memenuhi estetika di pewayangan sebagimana yang di persyarakan oleh para Dalang dalam dunia pewayangan.
Hal senada pun terungkap dari pimpinan Lingkung Seni Jinawi II Bapak Asep Sandi Slantar “Memang orangnya cukup mahir dan pengalaman, terbukti dengan jarangnya ada wayang-wayang yang gagal atau dikembalikan kepada dia, kalau kita biasanya rutin setiap ….. tahun sekali atau sudah dipakai sampai …. kali pakai wayang-wayang tersebut harus kita ganti atau kita perbaharui, dan biasaya pemesanan wayang pun tidak bisa sembarangan karena wayang untuk pementasan beda dengan wayang untuk supenir, kalau wayang untuk supenir itu saya rasa sudah banyak orang yang bisa, tapi penrajin atau orang yang membuat wayang untuk para dalang mungkin boleh di bilang masih jarang, artinya orangnya yang harus mengerti tentang pewayangan dan aturan dalam pewayangan”

4. Perana Semua Pihak dalam Pengembangannya.
Pewayang adalah salah satu budaya yang memang di lestarikan dan di kebangkan oleh pemerintah. Kesenian ini secara turun menurun di wariskan oleh para oleh para leluhur kita untuk terus di kembangkan agar bisa terus terjaga dan membawa manfaat kepada para pelakunya. Seperti hal nya Kang Suhendar salah satu pengrajin wayang orang yang ada di desa Sukamuti menyampaikan harapan dan cita-citanya. “Sebenarnya saya mempunyai cita-cita dalam pengembangan usaha ini, saya ingin mengebangkan usaha kerajinan wayang untuk sopenir karena memang sudah ada beberapa yang langsung datang ke saya dan meminta wayang-wayang untuk sopenir, sekarang masih tahap penjajakan di personil yang akan di rekrut dan di latih untuk pembutan wayang, simualasi permodalan, dan survey pasar. Kalau semuanya sudah lengkap kita akan memcoba melangkah kearah itu. Saya hanya minta dukungan dan doa restu dari semua pihak, baik dari pemerintah dan semua yang terkait, Insyallah target saya tahun depan sudah bisa mulai”
Cita-cita pengembangan usaha seperti hal tersebut diatas memang perlu di dukung oleh berbagai element. Pemerintah desa Sukamukti dalam upaya mendorong terwujudnya suatu masyarakat yang lebih kreatif sehingga tingkat kesejateraannya pun bisa lebih baik secara resmi telah menganggarkan dan mengajukan program pemberdayaan masyarakat desanya dalam pengalokasian dana Desa. Disebutkan dalam alokasi dana desa di usulkan bahwa dalam menujang peningktan para pengrajin akan diadakan pelatihan serta pembinaan bagi para pengrajin, Bukan hanya peran pemerintah saja yang harus benar-benar mendukung terhadap keberlangsungan para pengrajin tersebut tapi semua unsure lapisan masyarakat harus peduli dan ikut berperan aktif didalamnya, PASS FM misalnya adalah suatu media indefendent yang lahir dari kandungan masyarakatnya, senantiasa berperan sebagi media yang menyuarakan berbagai kepentingan komunitasnya. Dalam upaya membatu mewujudkan para pengrajin PASS FM pun membantu mempublikasikan, mencari laternatif, mengelar diskusi, dan menjadi jembatan bagi terhubungnya komunikasi yang harmonis antara masyarakat dengan birokrat.

1 komentar:

Amisha mengatakan...

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut